Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat. Sebelum abad ke-19, bahan bakar yang digunakan adalah lemak sapi karena, banyak mengandung asam stearat. Tetapi, sekarang mengguankan parafin. Lilin termasuk temuan paling awal dari dunia primitif. Sejarah mencatat bahwa orang Mesir sudah menggunakan lilin sejak tahun 3000 SM. Catatan lainnya memperlihatkan bahwa pada abad I, orang-orang Romawi menggunakan lilin yang sumbunya berupa alang–alang. Di abad berikutnya, orang-orang Mesir Kuno mengganti batang alang-alang dengan sumbu serat yang dicelupkan ke dalam lemak cair, didinginkan, dan kembali dicelupkan ke dalam lemak cair, didinginkan, dan kembali dicelup sampai ketebalan tertentu. Lilin pada zaman tersebut belum sesempurna sekarang. Pada zaman tersebut bila lilin dinyalakan mengeluarkan asap kehitaman. Atau, kerap juga mengeluarkan semacam gas dan aroma tak sedap yang membuat mata jadi pedih.
Adanya pelatihan pembuatan lilin ini difokuskan kepada anak-anak yang masih TK, SD, sampai SMP. Anak–anak tersebut sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut, mereka sangat tertarik untuk membuatnya dan mencobanya, dikarenakan pembuatan lilin merupakan suatu hal yang baru bagi mereka. Anak–anak dengan kreativitas tinggi membuat lilin yang kemudian dihias dengan kreatifitas masing-masing. Pelatihan pembuatan lilin ini diikuti sebanyak 23 anak dari TK, SD, sampai SMP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar